PT Cipta Kridatama Bersama BBPP Binuang Wujudkan Ekonomi Sirkuler di SMKN 1 Tapin Selatan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki potensi luar biasa dalam membekali SDM bangsa ini menghadapi era bonus demografi tahun 2030 serta menuju Generasi Indonesia Emas di tahun 2045.
Menurut UN Population Prospect, pada 2045 diperkirakan Indonesia menempati posisi kelima dengan proyeksi 319 juta penduduk di mana 47 persen usia produktif dan secara keseluruhan 70 persen kelas menengah. Model pembelajaran teaching factory (tefa) merupakan model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.
Pembelajaran TeFa merubah budaya pembelajaran sekolah, sekolah bukan saja sebagai tempat pendidikan akademik, tetapi juga merupakan tempat membuat produk/layanan yang berstandar industri sesuai kebutuhan masyarakat pada umumnya. Dalam sambutannya, Selasa (24/10/2023) perwakilan manajemen PT Cipta Kridatama (CK) site BMB, Bidron Prihantoro, menyatakan bahwa partisipasi CK dalam program pendampingan Teaching Factory dan sekolah Adiwiyata di SMKN 1 Tapin Selatan merupakan perwujudan salah satu misi perusahaan dan grup ABM untuk secara aktif terlibat dalam komunitas sebagai korporasi yang baik.
Program ini melibatkan Budiono, peneliti dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, di mana melalui program Tefa ini akan membangun sistem ekonomi sirkuler dengan basis inovasi pertanian ramah lingkungan(Biochar Three in One atau disingkat Biotron). Inovasi biotron pada tahun ini masuk sebagai top inovasi dalam kompetisi inovasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Lebih jauh, manager CSR CK, Dani Jaya, menjelaskan bahwa melalui program TeFa ini, semua jurusan yang ada SMKN 1 Tapin mampu menjadi bagian yang saling mendukung sistem ekonomi sirkuler yang pada akhirnya dapat menghasilkan produk dan jasa sesuai dengan kompetensi siswa, dukungan sumber daya/bahan baku dan yang terpenting dapat diserap oleh pasar.
Setidaknya ada empat konsep besar yang ingin diwujudkan melalui program ini yaitu pertanian organik-aplikasi IOT pada sektor agribisnis-strategi membangun brand dan digital marketing. Sedangkan untuk program pendampingan Sekolah Adiwiyata, PT Cipta Kridatama akan berkomitmen membangun sekolah berbasis partisipatif di bidang lingkungan yang nantinya dapat memenuhi 4 aspek penilaian (Kebijakan, Kurikulum, Kegiatan, Pengelolaan Sarana Pendukung) Sekolah Adiwiyata. Tentunya pelaksanaan program teaching factory dan Sekolah Adiwiyata ini memerlukan keterlibatan dan dukungan para pemangku kepentingan baik Dinas Pendidikan-guru-siswa- mentor dan pihak swasta. Dengan adanya program ini kami ingin SMKN 1 Tapin Selatan mampu mencetak karakter anak didik unggulan yang bermental Juara:Juara dalam menghasilkan inovasi, Juara dalam membangun sinergi yang berorientasi pada kinerja.
Kepala SMKN 1 Tapin Selatan, Edi Suhariyono menyampaikan rasa terimakasih atas kepedulian CK dalam rencana pengembangan aset dan talenta yang ada di SMKN 1 Tapin Selatan mengingat terdapat potensi 10 jurusan dan luas lahan 56 Ha yang memiliki potensi. Edi juga berharap perusahaan-perusahaan lain yang ada di Tapin juga memiliki komitmen yang sama terhadap pengembangan pendidikan seperti yang telah dilaksanakan oleh CK.(AOL)